Thursday, 24 November 2011

Tolong Hargai Aku........


What a bad day,…when you realized your lovely kids and your love ones didn’t appreciate your hard work as a bread winner, to enable you to grow up them , to give them the best education and facilities you’ll never imagine you can afford it before. Even it means you have to sacrifice your personal goal, as the ultimate priority is the future of them.

Semua itu melukan hatiku,…ketika yang dilihat oleh orang2 yang aku kasihi hanyalah kekuranganku semata2 dan menganggap sesuatu yang mereka dapat itu hadir dengan sendirinya dan seharusnya ada bukan dengan upaya dan kerja keras yang mengiringi perolehan itu di sebalik semua yang mereka nikmati sekarang ini........

Menjadi sesuatu yang menyedihkan, ketika seseorang tak lagi melihat proses di sebalik perolehan sesuatu itu dan hanya melihat pada hasil akhir, serta lebih senang membandingkan hasil akhir tersebut dengan yang dimiliki orang lain,.tanpa membalasnya dengan ucapan terima kasih,…atau membalasnya dengan belajar ber sungguh-sungguh atau melakukan hal kecil yang diminta tanpa ada alasan...

Menjadi sesuatu yang mengecewakan, ketika seseorang itu lebih suka mencela apa yang di lihat oleh mata dan pendengarannya, dan bukan yang di lihat oleh mata hati dan mata batinnya dan lebih menghargai upaya orang lain memberikan sesuatu yang mungkin kurang sesuai dengan minat dan seleranya namun tetap menghargainya......

Bagi orang-orang tercinta, aku rela melakukan apa saja sekalipun memakan waktu, tenaga dan wang untuk membuat mereka bahagia . Aku tak pernah menuntut apa-apa….kecuali satu : tolong hargai aku sebagai orang yang telah berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka………

Wednesday, 16 November 2011

Luahan yang terpendam


Terlalu banyak  yang ingin aku luahkan dari dalam diriku, namun selalu kutahan. Kemarahan yang terpendam, selalu saja aku tahan. Kebosanan, juga aku tahan. Rasa tidak suka kepada seseorang  juga aku tahan. Aku menahan segalanya sendiri agar orang-orang di sekelilingku tidak sakit hati. Aku tidak ingin menurut egoku  yang mungkin saja melegakan namun ternyata menyakiti semua orang. Aku tidak ingin seperti itu.
Aku bosan, Aku marah, Aku kesal, Aku ingin segalanya segera selesai. Namun, aku tidak berani jujur kepada setiap orang, kerana perasaan yang datang itu cuma sementara. Ada kalanya kita perlu rehat sejenak, mencuba menjauhkan diri dari semua yang berada di sekeliling kita agar kita mampu mengambil jarak agar kita memiliki kerinduan ketika tidak bersama mereka .
Namun, rindu tidak juga datang. Keadaan semakin luntur. Yang terbit cuma rasa bosan.
 Andai aku, mereka, dia, dan mungkin kamu bersikap saling jujur antara sesama kita. Tentang rasa bosan dan penat di antara kita, dan kita mencuba saling terbuka tentang rasa bosan itu. Dan tak perlulah rasa sakit hati dan kecewa ketika kita tahu bahwa ternyata kitalah yang menjadi object rasa bosan tersebut.
Sesaorang terkadang rindu dengan suasana baru. Kehidupan baru. Atau boleh jadi, rindu terhadap kenangan cerita romantik masa lalu. Untuk itulah kita mengenang bahwa terkadang dengan mengingat, rasa bosan akan hilang dengan sendirinya.
Aku merasa sangat bosan. Saat ini. Sekarang juga.
Masa lalu yang aku cuba bayangkan, atau masa depan yang aku cuba khayalkan, tidak memberi faedah terhadap rasa bosan yang menyerang. Aku mengerti, darimana asal bosan itu hadir. Tetapi, aku tidak boleh luahkan dengan sejujur-jujur perkataan mengapa dia mampu hadir, dan mengapa aku tidak sampai hati untuk mengatakan kepada dia yang menjadi sumber bosanku. Aku paham, ini adalah perasaan sementara.
Aku bukan pemain catur yang handal. Yang mampu melangkah dengan bijak sepuluh langkah ke depan dalam hidupku. Bukan pula seorang planner, yang mampu merencanakan kehidupan berpuluh-puluh tahun ke depan hendak menjadi apa. Aku cuma seorang manusia yang berjalan sesuai dengan jalannya. Aku mengikuti ke mana arah jalanku menuju, kerana  setinggi-tinggi aku terbang, aku akan kembali pula kepada Tuhan ku.
Aku tidak pernah berani mengambil keputusan. Ketika ucap kata kebosanan aku ceritakan, apa yang akan terjadi dengan hati setiap orang yang mendengar. Aku lebih senang berbicara dengan bahasa kiasan agar orang-orang menjadi tidak paham, bahwa merekalah yang sedang aku ceritakan. Di depan mereka, di hadapan muka mereka, aku ceritakan tentang diri mereka sendiri. Dan mereka masih mampu memberikan saranan tentang apa yang harus aku lakukan, tanpa mereka mau melakukan saranan yang sama dalam kehidupan mereka.
Kehidupan adalah seperti bulatan. Sebuah putaran tanpa pangkal dan hujung. Hari ini engkau membenci, esok mencintai, esok menyakiti, esok menghargai, esok engkau ingkari, esok khianati, esok sebenci-benci, esok kembali mencintai.
Namun beberapa manusia adalah orang yang tidak memiliki suara tertahan. Mereka berjalan dengan kebencian di sekeliling mereka. Mereka lebih menghargai diri mereka sendiri dibandingkan menghargai orang lain. Kadang2 aku merasa sangsi, apakah mereka itu yang disebut dengan kebebasan. Mereka bebas dengan rasa bosan di dada mereka lantas mereka keluarkan pada orang  lain, mereka mementingkan diri mereka sendiri tanpa mengira rasa bosan yang mendera kepada orang  lain.
Aku tidak boleh seperti mereka. Tidak mampu menyuarakan rasa bosanku terhadap mereka yang menjadi sumber bosanku. Tidak pula mampu mengadu kepada orang lain tentang mereka itu. Sejujurnya aku tidak mampu.
Apakah aku adalah orang yang paling buruk atau mereka yang terperangkap tanpa menemukan pintu keluar atau orang yang cuma mampu membisu dengan hidup.................................

Tuesday, 1 November 2011

Today is My Birthday


Today is the day when the Pen wrote my Name When the paragraphs had
Destined my loss and my gain.
Today is that day where 
An infant brought in
                                                       Had been named Me
For thats where story begins
Today I contemplate 
Years of waste
A year of transgression
And more to face.
Today is the day I celebrate 
The wretchedness of my fingers 
The uselessness in my time 
For today is the day
The pen wrote My Name.
Today is a memory of fires kindled 
Of sin and rebellion confided 
Today, a day of regret and grief 
For how many days were spend in misdeeds? 
Nay today is a day of sorrow 
And disparity, for every tear that
Was dropped without rationality !
Today marks what has been established 
And what , from it is missing.
Today is a lesson, virtue and a blessing 
Reminding a Soul of its chances 
A soul with breath, to make fresh changes.
Before the inevitable knocks in my fate! 
So when you bring the birthday Cake 
And You put the candles on the stake 
I remind you each candle marks
The burning flame of this Dunya’s Game
Every candle marks a struggle I withheld And A struggle untoldFor today the day the pen wrote my Name And today is the day 
I WAS born.....


Thank you emak and abah for bringing me into this colourful world........