Thursday, 6 May 2010

Dampingi Emak Selamanya Abah...............


Disebuah rumah sederhana yang sepi tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang bahagia.



Si suami merupakan seorang pesara sedangkan istrinya seorang suri rumah tangga.Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka dan menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut berpindah bersama mereka.


Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir seusia itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.


Suatu senja ba’da Isyak disebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, si isteri tidak menemui sandal yang tadi dipakainya kemasjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri “Kenapa yang?”
Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal emak dah hilang bah”.
“ Dahlah pakai yang ini aja” kata suaminya sambil mendorongkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu si istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.Menuruti segala perkataan suaminya adalah rutin biasaannya.Jarang sekali dia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.


Mengerti kegundahan istrinya, si suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah berpijak kesana kemari selama puluhan tahun hidup denganku, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang,kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal erti lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai keperluankuku dan anak-anakku”.


Si istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju ke rumah tempat bahagia bersama….


Karana usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, si istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat kesulitan baginya memotong kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.Jari-jari yang mulai kerepot itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai si suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan ucapan mesra “Terimakasih”.


“Tidak,emak yang patut terimakasih sama abah, kerana telah membantu memotong kuku emak” kata si istri tersipu malu.


“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup abah lakukan. Abah takjub betapa luar biasanya emak.
Abah tau semua takkan terbalas sampai bilapun” kata suaminya tulus.
Dua titik bening mengalir disudut mata sang istri “abah kenapa cakap begini?


Emak senang atas semuanya Bah, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.Emak selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”


Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu si suami bersiap hendak menunaikan ibadah Solat Jum’at,
Setelah bersalaman dengan si istri, dia menoleh sekali lagi pada si istri dan menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.


Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan si istri hinggalah saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.


Ternyata siang itu si suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.


Dia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Solat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahyat terakhir.


Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, dia menghadap si pencipta Yang Maha Kuasa.


“Subhanallah sungguh bermakna hidupnya berakhir dengan perjalanan yang indah” bicara para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.


Si istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mahu berangkat kemasjid. Terdetik tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.
Ataukah suaminya khuatir meninggalkannya sendiri didunia ini.          


Ada gundah sepi dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,


Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya tergoncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang boleh menghambat perjalanan sang suami menghadap si penciptanya.


Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak dan terbaik.


Tak lama setelah perginya si suami, si istri bermimpi bertemu dengan suaminya.Dengan wajah yang cerah si suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut si istri dengan lembut. “Apa yang Abah lakukan?’ tanya istrinya riang bercampur bingung.


“Emak harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Abah tidak bisa tanpa Emak, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,


Abah selalu memerlukan Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Abah bingung, kemudian Abah katakan pendampingnya tertinggal, Abah pun mohon izin untuk menjemput Ibu.”


Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Emak ikhlas Abah pergi, tapi emak juga tidak mampu bohong kalau Emak sepi sekali tinggal sendiri.Kalau ada kesempatan mendampingi Abah sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Emak sia-siakan.
Si istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidurnya yang panjang selamanya…..

Di Olah dari
Karya Riny Yunita


Bersyukurlah kita  bagi yang masih menikmati indahnya dunia
Dengan pasangan yang telah Allah pilihkan..
Cintai dan kasihilah pasangan kita apa adanya.

2 comments:

  1. Dan bagi yang masih panjang laluan kehidupan ini jagalah seluruhnya. Semuga tiada calar dan bintik hitam yang mencemari sehingga mengganggu kilau gemilang dihujung hari kelak. Inshaallah.

    ReplyDelete
  2. Thanks CLJ komen yg sangat bernas..

    ReplyDelete